
Kebakaran hutan skala besar menghantam daerah bagian tenggara Korea Selatan mulai hari Jumat pekan lalu (21/3). Sampai saat ini api tersebut sudah merenggut nyawa 26 jiwa, mencederai 30 orang lagi, serta membuat lebih dari 37.000 penduduk terpaksa dievakuasi dari tempat tinggal mereka.
Helikopter terus mengepung hutan, di saat bersamaan para pejuang pemadam kebakaran berusaha memadamkan nyalaapi yang semakin menjalar disebabkan oleh angin kencang.
Hujan yang diyakini mendarat pada hari Kamis (27/3) diharapkan tidak akan mencukupi untuk memadamkan kebakaran tersebut.
Jumlah korban jiwa meliputi seorang pilot yang helikopternya mengalami kecelakaan ketika sedang melakukan tindakan penanganan api dan empat pegawai pemadam kebakaran yang tertimpa oleh karungan nyalaapi. Kebanyakan dari para korban ini berada dalam rentang usia 60 hingga 70 tahun.
Pihak berwenang mencurigai bahwa sejumlah kebakaran disebabkan oleh kesalahan manusia, misalnya percikan api akibat aktivitas las atau pembakaran hamparan rumput liar di pemakaman keluarga.
Rusak Parah, Lokasi Warisan Global Dalam Ancaman

Lebih dari 36.000 hektar tanah sudah hangus dilalap api, menjadikan ini peristiwa kebakaran hutan paling parah dalam catatan sejarah Korea Selatan.
Hancurlah rumah, pabrik, kendaraan, dan juga bangunan bersejarah tersebut.
Di Uiseong, kira-kira 20 dari 30 gedung dalam area candi Gounsa mengalami kebakaran, mencakup dua tempat yang ditetapkan sebagai warisan nasional.
Di Kota Andong, asap tebal menggelayuti langit. Dua pemukiman harus diungsikan, termasuk Hahoe, Situs Warisan Dunia UNESCO yang sudah ada sejak masa abad ke-14.
Para pendaki di Gunung Jiri diminta untuk segera menuruni gunung karena kebakaran sudah semakin dekat.
Pemerintah Kerahkan Ribuan Personel

Pihak berwenang sudah mengirimkan lebih dari 9.000 pasukan serta 120 helikopter.
Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan bahwa kebakaran tersebut merupakan suatu musibah nasional yang perlu ditangani dengan cepat.
"Rusaknya semakin parah," ujarnya saat berpidato di televisi.
Setiap sumber daya perlu dipersiapkan untuk mengatasi kebakaran yang terjadi pekan ini.

Peringatan kebakaran hutan sudah ditetapkan menjadi tingkat maksimal.
Pemda diharapkan menambah staf yang siaga bencana, membatasi masuknya orang ke kawasan hutan dan taman, serta mendesak tentara agar berhenti melakukan latihan penembakan terbuka guna mencegah potensi karangan api baru.
Di gua Buddha di dekat Gunung Juwang, karyawan melapisi struktur tersebut dengan material yang tahan terhadap api.
Personel pemadam memancarkan air ke area tersebut guna menghentikan penyebaran nyalaapi.
Para warga yang telah kehilangan tempat tinggal mencari perlindungan di lokasi evakuasi, sementara angin masih mempersembahkan asap kepada wilayah-wilayah lainnya.
Sampai Jumat pagi, beberapa kebakaran sudah dapat dikelola, namun cuaca yang kering serta angin kuat menyebabkan api masih berlanjut dan meluas.
0 Komentar