
.CO.ID, TEL AVIV – Media di Israel melaporkan pada hari Rabu tentang persiapan sekelompok awal yang berisi 100 orang warga Palestina dari Jalur Gaza yang akan bepergian ke Indonesia. Ini dikatakan sebagai komponen dalam skema uji coba guna mendukung "imigrasi sukarela" bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza.
Times of Israel mengutip Channel 12 News Yang menyebutkan bahwa program uji coba ini akan dipimpin oleh Mayor Jenderal Ghassan Alian, yang memimpin Koordinator Kegiatan Pemerintah di Daerah (COGAT), suatu unit di Kementerian Pertahanan. Laporan itu juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang Palestina akan terlibat dalam bidang pekerjaan konstruksi.
Berdasarkan laporan surat kabar itu, Israel menginginkan agar bila proyek uji coba ini sukses, mereka dapat mendorong ribuan penduduk Gaza untuk hijrah ke Indonesia guna mencari pekerjaan serta menjajaki kemungkinan penempatan tetap di sana, tindakan yang tentunya harus melalui persetujuan dari Jakarta. Channel 12.
Tindakan Israel tersebut sering kali dilihat sebagai bagian dari upaya mengosongkan Jalur Gaza sebelum akhirnya mencaplok wilayah itu kembali. Beberapa negara serta institusi global menafsirkan program "perpindahan sukarela" ini sebagai komponen dari tindakan etnisitas terhadap penduduk di Gaza.
Israel tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia, negera mayoritas Muslim terbesar di planet Bumi. Meskipun begitu, jalan komunikasi spesifik sudah dibuat antara kedua negara guna mendorong perkembangan program pilot tersebut, sesuai dengan isi laporannya. Apabila percobaan awal ini sukses, "kementerian imigrasi milik pemerintah" bakal bertanggung jawab atas implementasinya, seperti yang disebutkan dalam dokumen tsb.
Koran itu melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Israel Katz berencana untuk mengangkat mantan Brigadir Jenderal Ofer Winter—who merupakan seorang perwira tinggi dengan riwayat kontroversial dalam militer tetapi sangat dipuja oleh warga Israel yang taat agama—to be the leader of this project.
Pekan pertama bulan lalu, Presiden AS Donald Trump menciptakan heboh dunia dengan usulnya bahwa Amerika Serikat harus mendapatkan kendali atas Gaza. Ia bahkan berpura-pura merancang transformasi wilayah tersebut menjadi "Riviera Timur Tengah" baru dan mendorong warganya untuk bermigrasi ke Mesir, Yordania, atau negara-negara lain.
Para menteri dalam pemerintah Benjamin Netanyahu menyambut baik proposisi itu dan mendesak agar konflik digunakan sebagai kesempatan untuk merekonstruksi permukiman Israel di Jalur Gaza, sementara Otoritas Palestina serta negara-negara Arab secara tegas mengkritik ide tersebut.
Pada Januari kemarin, situs berita Zman Israel menyatakan bahwa pemerintah Israel telah terlibat dalam komunikasi diam-diam dengan Kongo serta beberapa negara lainnya guna mendorong pengungsian sekitar ribuan orang dari wilayah Gaza.
Berita tentang saran pindahnya penduduk Gaza ke Indonesia yang diajukan oleh Trump muncul pada bulan Januari kemarin. Pada waktu itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak memiliki informasi apapun terkait hal tersebut.
"Kemlu RI menyatakan bahwa pemerintah Indonesia tidak menerima informasi apa pun mengenai rencana untuk mentransfer sebagian populasi dari dua juta warga Gaza ke Indonesia sebagai komponen dari usaha pemulihan pasca konflik," demikian tertulis dalam rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri pada hari Selasa, 21 Januari 2025.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menolak untuk berspekulasi mengenai masalah itu tanpa memiliki data yang lebih rinci. Akan tetapi, mereka menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya masih menentang usaha pemindahan ataupun pengalihan penduduk dari wilayah Gaza.
"Pencapaian pengurangan populasi di Gaza hanyalah cara untuk menopang pendudukan tidak sah Israel terhadap wilayah Palestina dan sesuai dengan taktik lebih luas yang berfokus pada pemasungan warga Palestina dari Gaza," ungkap Kemlu RI.
0 Komentar