
Setiap tahap dalam menjalani hidup umumnya menghadirkan banyak sekali petualangan yang mendefinisikan identitas kita sampai akhir hayat. Terkadang, kita bisa saja memikirkannya ulang tentang rute yang sudah dilalui bersama semua pilihan positif dan negatif yang sempat dibuat pada masa lalu.
MENARIKNYA, psikologi kontemporer mencatat adanya sekelompok orang yang mampu menyongsong proses penuaan dengan pandangan sangat optimis dan bersyukur. Mereka tak dibebani oleh penyesalan akan hal-hal dari masa lalu; malah mereka berfokus pada pemaknaan dan apresiasi atas setiap tahapan kehidupannya.
Berdasarkan laporan dari Geediting.com pada hari Jumat (25/4), beberapa kebiasaan unik terlihat pada individu yang semakin bertambah usia dan merasa bersyukur daripada menyesali masa lalu. Berikut adalah poin-poin tersebut untuk Anda teliti lebih lanjut.
1. Menyambut Perubahan yang Datang
Salah satu karakteristik unik dari mereka adalah kesediaannya menerima setiap jenis perubahan sebagai elemen tak terpisahkan dalam proses sirkular kehidupan. Mereka menyadari bahwa eksistensi itu fleksibel dan seringkali melewati jalur yang belum direncanakan ataupun harapan semula.
2. Mempraktikkan Kesadaran Penuh
Orang tersebut dengan sengaja menyempurnakan kemampuan diri dalam menjalani setiap detil di waktu nyata saat ini. Mereka menikmati dan belajar dari rutinitas harian mereka tanpa selalu membayangkan kelalaian di masa lampau atau khawatir tentang halangan yang akan datang.
3. Mengakui Ketidaksempurnaan Diri
Mereka tidak gentar untuk bersikap jujur dengan dirinya masing-masing tentang keterbatasan dan ketidaksempurnaan sebagaimana layaknya manusia normal. Kesadaran ini membantu mereka menimba ilmu dari kesalahan tanpa perlu dibebani oleh rasa sesal yang tak henti-hentinya.
4. Memelihara Sikap Jiwa yang Optimis
Walaupun menghadapi hambatan atau kesulitan dalam kehidupan, mereka tetap mencoba menjaga sikap positif atas kondisi yang dijalani. Mereka lebih suka menemukan hal-hal baik dari beragam peristiwa tersebut dan menyongsong pelajaran dari rintangan dengan semangat tenang dan pikiran yang terbuka.
5. Hidup dengan Keaslian Dirinya Sendiri
Kehidupan mereka selaras dengan prinsip-prinsip personal serta kepercayaan fundamentalnya tanpa mencoba untuk meniru orang lain hanya agar memenuhi harapan masyarakat saja. Kepatuhan pada hakikat diri ini memberikan ketentraman jiwa yang sangat dalam dan meredakan risiko penyesalan di masa depan akibat gagal menjadi versi asli dari diri sendiri.
6. Menikmati Ketenangan di Tengah Kesendirian
Mencapai ketenangan atau kebahagiaan dalam kesendirian tidaklah menjadi sesuatu yang menyeramkan bagi orang-orang tua yang bersyukur. Mereka memandangi momen-momen sebatas diri untuk introspeksi dan menyegarkan semangat tanpa harus terus-terusan menggantungkannya pada pertemanan agar bisa merasa senang atau penting.
7. Mengembangkan Kekuatan Resilience Pribadi Yang Solid
Ketahanan untuk membangun diri lagi usai menemui kegagalan atau hambatan signifikan merupakan sifat vital yang dimiliki oleh mereka ini. Mereka merangkakkan badan dari ujian tersebut sebagai peluang untuk berkembang menjadi lebih tangguh serta mengambil pengalaman, daripada terjebak dalam duka atau rasa sesal yang mendalam.
Memahami serta menerima berbagai sikap ini dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk menavigasi perubahan akibat pertambahan usia dengan kondisi psikis dan emosi yang lebih baik. Mengembangkan kesadaran akan keberuntungan dari situasi kini dan penghargaan pada apa pun yang sudah terjadi ternyata jauh lebih produktif dibandingkan hanya mempertanyakan atau menyedihkan diri sendiri tentang aspek-aspek takdir di masa lampau.
(*)
0 Komentar