
Menurut ilmu psikologi, terdapat hubungan yang unik antara karakter pribadi individu dan kondisi kotak surat elektronik mereka.
Bagi beberapa individu, situasi tersebut mungkin terlihat rumit, tetapi untuk sekelompok lainnya, hal itu hanya menjadi rutinitas di tempat kerja.
Beberapa karakteristik tertentu bisa menunjukkan alasan mengapa seseorang kemungkinan besar mempunyai kotak surat elektronik yang penuh. Hal ini tidak berarti bahwa mereka adalah individu negatif.
Menurut laporan dari Geediting, berikut adalah tujuh karakteristik umum dari individu yang menghabiskan waktu dalam lingkungan di mana inbox mereka senantiasa terisi pesan.
1. Orang-orang yang cenderung mengulur-ulur waktu
Bukan rahasia lagi bahwa beberapa di antara kita memiliki kebiasaan menunda-nunda. Menurut para psikolog, menunda-nunda bukan hanya soal kemalasan. Ini lebih tentang pengaturan emosi kita .
Banyak individu yang cenderung membelakangi pekerjaan sehingga membuat mereka merasakan tekanan atau ketidaknyamanan, berharap untuk bisa melewatkan perasaan buruk itu. Menurut Dr. Joseph Ferrari, seorang pakar psikologi serta peneliti kondang di bidang keterlambatan, "Setiap orang kadang-kadang melalaikan tanggungan, namun bukan berarti setiap orang menjadi penghenti."
Jika kotak masuk Anda sudah penuh, ini mungkin merupakan indikasi umum dari seseorang yang cenderung membelakangi tanggung jawab. Menyaksikan berbagai pesan elektronik yang belum dibuka dapat membuat beban, sehingga individu tersebut mengalihkannya ke pekerjaan lain yang dirasakan sebagai sesuatu yang lebih gampang diatur atau jauh lebih menyenangkan untuk dilakukan.
2. Kekacauan secara kreatif
Untuk beberapa individu, ketidakteraturan yang timbul merupakan indikasi bahwa mereka sedang mengalami tahap kreativitas. Ciri ini mencerminkan diri pada lingkungan kerja digital berupa kotak masuk email.
Mempunyai ratusan pesan elektronik yang masih belum dibuka mungkin kelihatan berantakan, namun hal tersebut juga mencerminkan sikap yang mengembangkan diri dalam kebebasan dan daya cipta.
Seperti yang disampaikan oleh David Bayles, "Becoming an artist largely involves learning to accept oneself." Hal ini bisa diterapkan pada berbagai aspek seperti kebiasaan baik secara personal maupun professional, misalnya bagaimana kita menangani atau justru membiarkan saja email-email kita.
3. Tingkat stres maksimal yang dapat diterima
Untuk beberapa individu, memiliki beratus-ratus surel yang belum dibuka bisa menimbulkan kepanikan, namun bagi yang lain hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah dan wajar. Ini disebabkan oleh batas ketahanan diri mereka yang lebih tinggi terhadap tekanan.
Dr. Albert Ellis pernah berpendapat, "Bagian paling bermakna dari kehidupan Anda dimulai ketika Anda sadar bahwa tantangan yang dihadapi adalah tanggung jawab Anda secara personal. Anda tidak lagi menyalakan orang tua, lingkungan alam, atau pemimpin negara. Justru pada titik ini, Anda mulai mengenali kuasa diri untuk membentuk nasib Anda."
Individu dengan ambang toleransi stres yang tinggi biasanya gigih dan mampu mengelola berbagai pekerjaan secara bersamaan tanpa merasa tersiksa. Mereka bisa memandang ribuan pesan elektronik yang belum dibuka bukan sebagai beban tetapi sebagai suatu tantangan, serta bertumbuh subur di bawah dampak tekanan tersebut.
4. Multitasking yang hebat
Pepelapa orang yang mengerjakan berbagai macam tugas secara bersamaan umumnya mempunyai kotak masuk yang ramai. Bukan karena mereka enggan untuk menyimak pesan elektronik tersebut, tetapi mereka cuma terlampau asyik dengan sekian banyak aktivitas lain dalam hari itu.
Walaupun mengerjakan berbagai tugas secara bersamaan bisa membuat kita merasa lebih produktif, tetapi biasanya hal tersebut justru menyebabkan peningkatan jumlah kesalahan dan mengurangi efisiensi.
Orang-orang yang melakukan multitasking bisa jadi memecah fokusnya di antara beragam pekerjaan seperti beberapa proyek, pertemuan, serta komunikasi, hingga akhirnya cuma ada sedikit ruang untuk menata inbox-nya.
Aksi keseimbangan yang kontinu ini bisa jadi mengakibatkan ada ratusan pesan elektronik yang belum dibuka, namun hal itu pun mencerminkan sikap proaktif serta dinamis dalam menjalankan tugasnya.
5. Optimis
Walaupun kotak masuk elektronik mereka dipadati pesan-pesan yang belum dibuka, mereka membacanya lalu mengucapkan, "Saya akan baca nanti!" Itulah ciri dari semangat optimis yang tak pernah padam.
Martin Seligman, seorang psikolog asal Amerika, pernah menyampaikan bahwa "optimisme memiliki nilai luar biasa dalam menjalani hidup dengan makna. Melalui keyakinan yang teguh terhadap masa depan yang cerah, kita bisa menumpukan energi untuk hal-hal yang melebihi diri sendiri."
Mereka merupakan individu yang percaya diri dalam mencari waktu untuk mengulas setiap surel dan meresponsnya secara akurat. Meski begitu, harapan mereka masih terjaga meskipun beban kotak masuk tampak tak tertahankan seperti melawan gaya gravitasi.
Mereka menganggap hal itu bukan sebagai keadaan yang tegangan tapi peluang untuk menyamakan skor di penghujung. Walaupun sikap positif adalah suatu kualitas baik, namun cukupi pula dengan membawa sudut pandang realistis.
6. Orang yang selektif
Hal ini mungkin bertentangan dengan kebiasaan, namun mempunyai banyak pesan elektronik yang belum dibuka bisa mencerminkan peningkatan sifat kritis dalam menyaring informasi. Mereka bukanlah orang yang melupakan email-email tersebut akibat ketidaksengajaan.
Mereka justru memiliki bakat khusus dalam menghilangkan gangguan dan menumpukan fokus pada hal-hal yang sungguh-sungguh penting baginya. Seperti pendapat Carl Jung, "Saya mendefinisikan intelektualitas sebagai kemampuan untuk memikirkan dengan sistematis, sementara intuisi intelektual adalah kapabilitas untuk merumuskan pemikiran tanpa arah."
Artinya, individu-individu tersebut dengan naluri mereka dapat mendeteksi pesan elektronik mana yang membutuhkan penanganan cepat. Selebihnya dibiarkan tanpa dibuka, bukan disebabkan oleh keterlambatan atau ketidakefektifan, melainkan sebagai keputusan sadar untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga pikiran mereka.
7. Menandakan idealisme mereka
Sebalinya dari pepatah 'kotak masuk rapi', mereka cenderung membuka jalur mereka sendiri. Mereka tak merasa terikat untuk mentaati standar respons email segera.
Seperti yang telah disampaikan oleh Sigmun Freud, sang pendiri psikoanalisis, "Sebagian besar manusia sebenarnya tidak sungguh-sungguh menginginkan kemerdekaan karena dengan adanya kemerdekaan datanglah tanggung jawab, dan mayoritas dari kita cenderung merasa takut terhadap hal tersebut."
Dalam hal ini, mereka berani merombak cara pengaturan kotak masuk mereka sesuai dengan kemauan sendiri dan siap menerima semua akibatnya. Mereka tak terganggu oleh inbox yang penuh, malah ini mencerminkan sifat unik mereka.
0 Komentar