Bos Ducati Senang Bagnaia Juara MotoGP Amerika, Marquez Aman di Qatar

Kepala Tim Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, menyampaikan pandangannya usai berakhirnya perlombaan ke tiga MotoGP di Amerika Serikat pada tahun 2025.

Dua rider dari tim pabrikan Ducati akhirly telah mencicipi kemenangan ketika Francesco Bagnaia sukses memenangi lomba MotoGP di Sirkuit Amerika.

Bagnaia tampil konsisten dari putaran awal sampai putaran terakhir dalam perlombaan yang digelar di Circuit of The Americas, Austin, Amerika Serikat, pada hari Minggu, 30 Maret 2025.

Persaingan internal untuk gelar juara dengan rekan setimnya, Marc Marquez, kembali ke trek.

Bagnaia saat ini mengurangi jarak hingga 11 poin dari Marquez dan tertinggal 12 poin dari pemimpin race dari tim Gresini Racing, Alex Marquez.

Keberhasilan itu ditanggapi dengan rasa lega oleh Gigi Dall'Igna.

Sebab itu, Bagnaia sukses meraih kemenangan saat tekanan serta keragu-raguan tengah mengarah kepadanya.

Bagnaia tidak hanya dibayangi oleh keberhasilan Marc Marquez yang telah memenangkan semua posisi podium utama pada perlombaan-perlombaan sebelumnya.

Nuvola Rossa pun mengalami kesulitan dalam menandingi kecepatan Alex Marquez dari BK8 Gresini Racing. rider Tim satelit yang konsisten mendapat posisi kedua ketika kakaknya meraih gelar juara.

Pemimpin utama tim Ducati mengatakan bahwa kemenangan kemarin sungguh vital bagi rasa percaya diri Bagnaia.

Menurut Dall'Igna, "Sangatlah vital bagi Pecco (Bagnaia) agar bisa memenangi balapan lagi," katanya kepada Sky Sport Italia dilansir via Motorsport.

Akan tetapi, di atas segalanya, lomba hari ini sangat berarti bagi dirinya karena rasa nyamannya dengan motornya sejak kemarin (Sabtu). Inilah yang memberikan harapan paling besar padaku.

Khususnya mengingat perlombaan selanjutnya merupakan sirkuit kesukaannya, oleh sebab itu saya kira dengan hasil kali ini tentu akan memberikan dorongan semangat baginya dalam persiapan lomba mendatang.

Bagnaia pernah merasakan ketidaknyamanan terhadap motornya yang baru.

Tiga kali juara dunia hingga menciptakan heboh dengan niat untuk comeback ke lintasan musim sebelumnya, klarifikasi dari kalimat tersebut adalah tentang kepulangannya. feeling seperti bersama motor lama.

Walaupun pernyataan awal Bagnaia mungkin memberikan pukulan kepada Dall'Igna sebagai insinyur, ia tetap memahami betapa pentingnya rasa percaya diri untuk pembalapnya.

"Dalam hal teknologi, sering kali tertinggal satu langkah dari pemikiran para pembalap," tambah Dall'Igna.

Harus dipertimbangkan hal ini, sebab kita kerap meremehkan solusi teknis yang lebih unggul secara teoritis.

Tetapi, apabila solusinya tidak terbukti lebih baik versi pembalap, akan lebih baik untuk mengabaikannya.

"Terakhir, yang harus difokuskan adalah pemikiran sang pembalap, bukannya hanya fokus pada motor saja," jelas Dall'Igna.

Dall'Igna pun tak membantah adanya perbedaan di antara motor keduanya mulai dari segi setelan sampai dengan bagian-bagian pendukung lainnya.

Namun, salah jika Bagnaia mengubah motornya lebih dalam hanya agar mirip dengan motornya yang lama.

Motor terbaru Ducati (GP25) serta motor sebelumnya (GP24), yang dipertandingkan pada musim ini, memiliki kemiripan di bagian mesin; hal ini membuat Bagnaia bisa mengoptimalkannya.

"Komponen teknikal yang digunakan kita di Austin sama seperti di Argentina. Tentunya settingan-nya berbeda, namun dasar motornya tetaplah sama," jelas Bagnaia.

Dall'Igna selanjutnya beralih fokus ke Marquez yang baru saja meremas jarinya akibat jatuh saat telah memimpin lomba MotoGP di Amerika.

MotoGP di Amerika Serikat sesungguhnya menjadi tempat favorit Marquez dengan catatan delapan kemenangan. pole position Dan tujuh kali menang GP di sana.

Namun, satu kesalahan kecil menyebabkan Marquez tidak dapat menyelesaikan balapan dan mengakhiri serangkaian kemenangan berturut-turut yang dimulainya sejak seri pembuka.

Dall'Igna percaya bahwa Marquez mampu membangkitkan dirinya meskipun balapan selanjutnya di Qatar lebih menguntungkan bagi Bagnaia bila dilihat dari catatan sebelumnya.

"Losail adalah trek yang umumnya kita suka, terutama Pecco sangat menggemarinya," jelas orang dari Veneto itu.

Kemungkinan besar Marc tidak terlalu menggemarinya, namun di penghujung hari, perlombaan adalah perlombaan, sehingga siapa saja yang menjadi favorit juga berpotensi kalah.

"Orang-orang yang mengawali dari urutan kedua masih dapat mencapai hasil yang signifikan. Lomba motornya menarik untuk alasan tersebut," tegasnya.

Posting Komentar

0 Komentar