
- Istirahat di rumah atau staycation menjadi trend populer yang banyak dipilih masyarakat selama periode Lebaran. Meski demikian, pada Lebaran kali ini, pertumbuhannya tidak sebesar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan penyebab utamanya adalah adanya pengurangan biaya yang diberlakukan oleh pihak berwenang.
Di hari lebaran kali ini, tingkat hunian di hotel untuk kegiatan staycation secara keseluruhan telah menyentuh angka 70-75 persen, namun pada perayaan idul fitri sebelumnya dapat meninggalkan jejak hingga 90 persen.
"Maka, jika kita bandingkan dengan Lebaran tahun lalu, situasinya lebih baik pada tahun sebelumnya," jelas Ketua Harian Koordinator Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk area Surabaya Puguh Sugeng Sutrisno, Rabu (2/4).
Walaupun begitu, ia masih merasa berterima kasih. Sebab, jika dibandingkan dengan periode Ramadan, pencapaian itu sudah jauh lebih baik. Ia menyatakan bahwa tingkat penghuni hotel selama bulan Ramadhan tahun ini baru sekitar 30%. Sementara itu, untuk acara buka puasa terbuka berhasil mencapai angka 70%. Pencapaian tersebut hampir setara dengan hasil dari acara buka puasa terbuka di masa Ramadhan tahun lalu.
"Pada bulan-bulan menjelang Idul Fitri, aktivitas Bukber baru menunjukkan peningkatan yang signifikan di penghujung Ramadhan ketika banyak orang mendapatkan tunjangan hari raya mereka. Sebelum periode ini, bisnis belum mencapai sasarannya," jelas Puguh. Ia mengatakan bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah memberi dampak besar kepada industri hotel. Dampak negatif tersebut bahkan telah dirasakan sejak awal tahun, yakni Januari.
Puguh menyebutkan bahwa mengingat situasi saat ini, beberapa langkah perlu dipertimbangkan untuk memastikan operasional berjalan lancar. Antara lain adalah pemberhentian sementara pegawai harian dan adanya opsi cuti tanpa gaji bagi sebagian staf. Tindakan-tindakan serupa telah diterapkan oleh banyak hotel, entah itu berbintang atau tidak, bukan hanya di Surabaya namun juga di wilayah-wilayah lain di Jawa Timur.
Mereka pun telah menerapkan langkah efisiensi melalui pemangkasan karyawan, namun tanpa adanya PHK. Semoga situasi itu tak akan berlanjut ke arah PHK, meski hasil akhirnya masih sulit diprediksi," jelas Puguh. Dia menyebut bahwa guna mengantisipasi kemungkinan tersebut, pihak hotel pastinya telah merancang beberapa strategi. Salah satunya adalah sekarang hotel lebih memprioritaskan pelanggan dari perusahaan daripada instansi pemerintahan.
Oleh karena itu, strategi pemasaran untuk hotel umumnya melibatkan hal-hal berikut: corporate dan government Itulah perbandingan 60:40 saat ini semua fokus diberikan kepada korporasi dan bidang sosial. Misalnya saja dalam konteks sosial melibatkan ibu-ibu arisan atau yayasan, seperti penjelasan dari Puguh. Selanjutnya, mereka juga berharap pemerintah dapat menyelenggarakan lebih banyak acara bertaraf besar. Tepat pada bulan April dan Mei nanti, terdapat dua even berskala nasional maupun internasional yang direncanakan digelar di Surabaya.
"Kedua acara tersebut (Apeksi dan Barati) diperkirakan akan menarik lebih dari 10.000 peserta, dan kita berharap hal ini dapat meningkatkan serta membantu penerimaan bagi industri perhotelan. Oleh karena itu, kami menginginkan penambahan jumlah acara serupa di Surabaya," ungkap Puguh.
Saat yang sama, Manajer Bagian Depan dari Sheraton Hotel & Towers Malvianus mengaku bahwa tingkat hunian sudah mulai meningkat pada hari kedua Idul Fitri. "Meski belum mencapai 100%, namun benar-benar mulai banyak tamu datang pada hari tersebut," katanya. (gih/dya)
Perjalanan Mudik ke Hotel Mirip Penduduk Surabaya
- Minat untuk melakukan staycation tetap cukup tinggi. Menurut catatan dari PHRI, ocupancy mencapai angka 70-75 persen selama masa liburan Idul Lebaran.
- Sebab memilih staycation dikarenakan asisten rumah tangga pulang kampung, tidak adanya tempat kelahiran sendiri, dan ingin menemukan lingkungan yang berbeda di pusat kota.
- Pengunjung menentukan pilihan mereka terhadap akomodasi dengan melihat sejumlah faktor seperti sarana dan prasarana, posisi geografis, serta penawaran paket perjalanan wisata.
- Untuk para pengunjung bertipe keluarga, adanya kegiatan serta fasilitas bermain bagi anak-anak menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan dalam memilih tempat menginap di hotel.
0 Komentar