Eksplorasi Lebaran 2025: Keluh Kesah Pedagang Malioboro Saat Ramadhan 2025, Daya Beli Turun

, YOGYAKARTA – Eka (57) berada di hadapan tokonya, menatap jalan raya Malioboro Yang masih terbuka lebar pada pagi itu. Kadang-kadang, Dia memutar kepala-Nya ke arah kanan dan kiri, mencermati pemandangan yang tidak biasa dibandingkan dengan beberapa tahun lampau.

Wanita itu memiliki toko souvenir dan kain batik bernama Jviola. Ia menawarkan berbagai macam produk seperti batik , kaos, dan sandal tradisional khas Yogyakarta yang ditawarkan dalam rentang harga sekitar Rp25 ribu sampai dengan Rp35 ribu.

"Kami tidak menjual produk eksklusif, tetapi lebih mengarah ke segmen menengah hingga rendahan agar seluruh lapisan masyarakat dapat membelinya," katanya saat diwawancara oleh Tim. Jelajah Lebaran 2025 , Selasa (1/3/2025).

EKSPLORASI LEBARAN 2025: H+1 Idulfitri, KAI Daop 6 Yogyakarta Rekam 28.530 Penumpang Tiba

Sejak muda, Eka sudah menetap di Malioboro. Bangunan yang sekaligus menjadi tempat usahanya adalah harta pusaka keluarganya dan telah dilestarikan turun-temurun.

Di hari Lebaran kemarin, Malioboro dijelaskan sebagai tempat yang dipadati oleh para pelancong. Jalanannya sangat macet sampai sulit untuk dilewati dan pembeli datang tak hentinya ke gerai-gerainya.

: Eksplorasi Lebaran 2025: Menikmati Gudeg Yu Djum, Saji Tradisional Yogyakarta yang Tersedia Sepanjang Hari

Meskipun demikian, menurut Eka, keadaan saat ini sudah berbeda. Ia merasai perubahan tersebut. daya beli masyarakat semakin menurun.

Sebelum terjadi pandemi, pendapatan tokonya dapat menyentuh hinggaRp100 juta cukup dalam rentang waktu sepuluh hari. Tetapi, setelah adanya pandemi, jumlah itu mengalami penurunan signifikan menjadi antara Rp30 sampai Rp50 juta.

: Eksplorasi Lebaran 2025: Yogyakarta Diproyeksikan Padat Pengunjung Pasca Idulfitri

"Tahun-tahun sebelumnya, penjualan selalu menurun sekitar 50% saat bulan puasa. Namun pada tahun ini, kami hanya mencapai angka 10%," jelasnya.

Menurut dia, faktor paling dominan dalam penurunan kemampuan pembelian masyarakat adalah kenaikan tingkat pengangguran. Orang-orang lebih cenderung menghindari perjalanan pulang ke kampung halaman, atau bahkan bila melakukannya, mereka hanya berkumpul dengan keluarga tanpa melakukan aktivitas berbelanja apapun.

Malioboro yang Berubah Tidak seperti Dulu

Eka mengungkapkan bahwa tampilan Malioboro saat ini terlihat berubah. Banyak gerai telah ditutup, dilepas, atau disewakan sebab pemiliknya tidak dapat melanjutkan usaha mereka. Apabila menuju kearah selatan, diyakin oleh Eka bahwa jumlah toko yang tutup cukup signifikan.

Sesudah pandemi COVID-19, banyak sekali gerai di Malioboro yang disewakan atau dipindahtangankan. Karena hal ini, hubungan antar tetangga menjadi kurang familiar saat ini; kebanyakan dari mereka telah melepas kepemilikan tokonya melalui penyewaan atau penjualan akibat perlambatan ekonomi pasca-COVID.

Sekarang dia sudah tidak begitu kenal dengan para tetangganya lagi.

"Saat ini para tetangga sudah tidak saling kenalan lagi. Banyak di antara mereka yang menyewakan atau melepas kiosnya dikarenakan penurunan ekonomi," ujarnya.

Eka menginginkan adanya peningkatan ekonomi supaya bisnis skala kecil layaknya yang dimilikinya dapat bertahan. Ia pun turut mohon agar terdapat bantuan tambahan. pajak cukup rendah dan menggarisbawahi peningkatan yang signifikan dalam peminjaman online Dan perjudian yang harus segera diatasi.

Di samping itu, terdapat harapan ketika kepolisian meramalkan bahwa Kota Pelajar tersebut akan menjadi tujuan populer bagi para pelancong pasca Lebaran.

Kepala Polpos Pam Tugu Jogja Iptu Paulus Suryadi mengungkapkan bahwa perilaku gerak para pelancong pada tahun ini tidak sama dengan yang terlihat di masa-masa lampau.

Apabila biasanya peningkatan jumlah pemudik terjadi mendekati hari Lebaran, pada kesempatan ini diprediksikan keramaian akan terlihat setelah perayaan Lebaran.

"Possibility after Idul Fitri will be busy. Sebab bisa jadi [para pemudik] akan berwisata ke tempat-tempat tujuan wisata lain dahulu. Contohnya seperti Wonosari; di sana ada begitu banyak objek wisata yang sangat mengundang untuk dikunjungi. Mereka mungkin akan memilih untuk berlibur ke lokasi tersebut lebih dulu sebelum akhirnya menuju Tugu dan Malioboro. Diperkirakan setelah Idul Fitri barulah daerah ini akan mulai ramai," paparnya.

Posting Komentar

0 Komentar