Pendaftaran PPDS Unpad Tetap Berjalan Meski Kasus Kekerasan Seksual Priguna Mencuat

, Jakarta - Universitas Padjadjaran tetap menerima pendaftar untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS, termasuk program studi Anestesiologi dan Terapi Intensif. Proses pendaftaran sejauh ini tidak terganggu kasus kekerasan seksual yang dilakukan mahasiswa PPDS anastesi di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Maret lalu.

"Apabila proses belajar mengajar di rumah sakit ditangguhkan, namun sementara ini untuk pendaftaran tetap kita lanjutkan, tak terjadi perubahan," ujar Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru. Unpad (SMUP) Anas kepada Tempo , Senin, 14 April 2025.

Pendaftaran untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Subspesialis Unpad telah dimulai dari tanggal 11 Maret sampai dengan 10 Juli tahun 2025. Ujian atau sesi wawancara direncanakan berlangsung antara tanggal 18 hingga 23 Juli, sementara pengumuman hasil seleksi ditetapkan pada tanggal 31 Juli mendatang. Untuk jumlah kuota dalam bidang Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif spesialis Universitas Pasundan ini mencakup total peserta sebanyak 12 individu.

Menurut Anas, pembukaan pendaftaran PPDS digelar dua kali dalam setahun. Saat ini pendaftaran gelombang pertama tahun akademik 2025-2026 untuk perkuliahan di semester ganjil. Gelombang kedua dibuka mulai Agustus mendatang untuk mulai perkuliahan di semester genap. Beberapa program studi yang banyak diminati calon dokter spesialis seperti Obstetri dan Ginekologi dan Kesehatan Anak. “Anastesi termasuk agak banyak peminatnya,” ujar Anas.

Sebelumnya dilaporkan, program studi dokter spesialis anestesiologi Universitas Padjadjaran di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung ditangguhkan sementara. Aturan tersebut berasal dari Kementerian Kesehatan dan berlaku setelah adanya dugaan tuduhan. kekerasan seksual oleh Priguna Anuerah Pratama, seorang mahasiswa yang sedang mengejar gelar sebagai dokter spesialis anak, terhadap pasien sekitar pertengahan Maret kemarin.

"Hanyalah satu prodi Pascasarjana yang dihentikan sementara selama sebulan," jelas Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan. Tempo , Kamis 10 April 2025.

Menurut Zahrotur, Kementerian Kesehatan sudah memberitahu Rektor Unpad Arief S. Kartasasmita mengenai penangguhan sementara prodi anestesiologi dan terapi intensif. Meski demikian, surat resmi tersebut dikirim pada tanggal 9 April 2025 oleh Kementerian Kesehatan kepada RS Hasan Sadikin Bandung bukannya langsung ke Unpad. "Fokus kami saat ini adalah mencari solusi agar mahasiswa dapat menemukan lingkungan belajar alternatif selain di RS Hasan Sadikin," jelasnya.

Posting Komentar

0 Komentar