7 Karakteristik yang Menghambat Kemampuan Berbaur Menurut Ahli Psikologi

- Di dalam lingkungan sosial yang rumit dan beragam, kapabilitas individu dalam mengembangkan ikatan positif, jujur, serta bernilai biasanya dipengaruhi oleh kepribadian mereka.

Tidak sekadar tentang tampilan luar maupun tingkat IQ, melainkan juga perilaku dan karakter yang terpancar dari seseorang pada tiap pertemuan.

Beberapa orang bisa dengan cepat menarik perhatian dan mendapatkan popularitas di antara khalayak ramai, sedangkan ada juga individu yang senantiasa berada dalam posisi terpinggirkan, seperti tidak diketahui atau justru diabaikan tanpa mereka mengerti alasan dibalik hal tersebut.

Terkadang, tanpa kita sadari, ciri-ciri bawaan malah dapat mengganggu pembentukan hubungan yang baik dan penuh penghargaan antar sesama.

Menurut pemahaman para ahli psikologi, ada sejumlah karakteristik pribadi yang bisa menjadikan individu tersebut tampak kurang menyenangkan, menantang untuk diajak berinteraksi, dan pada gilirannya merugikan hubungan sosial mereka yang signifikan.

Berdasarkan laporan berita, inilah tujuh karakteristik kepribadian yang seringkali menyebabkan orang mengalami kesulitan dalam membina hubungan, serta dapat dijadikan refleksi bagi kita untuk lebih memahami dan menganalisis diri sendiri.

1. Terlalu Menekankan Diri Sendiri

Orang dengan sifat egosentris cenderung menempatkan dirinya sebagai pusat dari segalanya.

Pada saat berbicara, mereka cenderung lebih memilih untuk mendiskusikan tentang dirinya masing-masing, pandangan pribadi, prestasi yang telah dicapainya, serta hasratnya tanpa terlalu memperhatikan respons ataupun emosi dari individu lain di sekitarnya.

Ciri ini menyebabkan lawan bicara merasa tak terhormat dan minim perhatian.

Secara keseluruhan, hubungan sosial mulai terasa timpang dan menguras energi, yang akhirnya membuat individu memilih mundur demi melindungi stabilitas emosi mereka.

2. Cenderung Menyuarakan Pandangan Sendiri dan Kesulitan dalam Mengambil Saran

Kepribadian sulit dipengaruhi dapat menghambat terbentuknya ikatan asmara yang damai.

Biasanya orang dengan ciri seperti itu kurang bersedia untuk memperhatikan sudut pandang orang lain, terlebih saat mencapai titik di mana suatu penyelesaian harus diseimbangkan.

Seringkali, ketegangan dalam cara berfikir dan bertindak dapat memicu konflik pada interaksi sehari-hari.

Banyak sekali sahabat atau kolega kerja yang merasakan kekecewaan saat berkomunikasi dengan orang yang selalu yakin bahwa pendapatnya adalah hal yang paling tepat dan enggan mendengarkan masukan dari orang lain.

3. Selalu Melihat Sisi Buruk dari Segala Hal

Orang yang terus-menerus melihat dunia dengan pandangan negatif umumnya menghadirkan atmosfer suram di sekitarnya.

Mereka mungkin mengeluh tentang perkara sepele, enggan mempercayai berita positif, serta mengecilkan prestasi oranglain.

Secara jangka panjang, ciri ini dapat menguras energi emosi bagi pihak-pihak yang berada di sekelilingnya.

Tak heran bila akhirnya banyak yang memilih menjaga jarak demi ketenangan pikiran mereka sendiri.

4. Gampang Terlukai Hati dan Gemar Bertengkeret

Rasanya benci tak selalu nampak sebagai amarah yang pecah-pecah.

Mungkin tersembunyi di balik komentar yang sarcastic, sikap yang sinis, atau tendency untuk mencari-cari kesalahan pada orang lain.

Orang seperti ini mudah menganggap kritik sebagai serangan pribadi, dan sering terlibat dalam konflik kecil yang bisa membesar hanya karena ego tidak bisa diturunkan.

Di dalam masyarakat, mereka kerap kali dipandang sebagai "sumber konflik" dan diisolasi untuk mengelakkan adanya pertengkaran.

5. Terlalu Sering Melanggar Janji dan Kurang Konsistensi

Salah satu kualitas penting dalam hubungan sosial adalah kepercayaan, dan orang yang tidak dapat diandalkan sangat sulit mempertahankannya.

Mereka kerap kali mencabut kesepakatan pada detik akhir, gagal menjaga kata dan berlaku mengelakkan kewajiban.

Bila seseorang tak dapat diandalkan, orang lain jadi ragu untuk mencakup mereka dalam kegiatan bersama maupun perkara signifikan lainnya.

Sehingga, mereka kerap kali mengalami perasaan kesepian disebabkan oleh ketidakseragaman yang diciptakan diri mereka sendiri.

6. Terus Mau Unggul di Setiap Aspek

Sikap yang begitu bersaing di semua hal bisa menunjukkan rasa lapar akan pujian serta ketidakmampuan untuk menghargai permainan lainnya.

Mereka tak sekadar berambisi untuk mencapai puncak kesempurnaan, melainkan juga cenderung menghancurkan orang lain sebagai cara untuk menunjukkan superioritas mereka.

Di dalam konteks sosial, karakteristik tersebut menimbulkan tensi sebab pihak lain sering kali merasakan perbandingan atau bahkan penundukan.

Sebaliknya dari mendirikan suatu hubungan sejajar, individu bertipe ini cenderung mengutamakan "siapa yang unggul" dibandingkan "siapa yang terlibat".

7. Sering Berbohong dan Menghilangkan Kejujuran

Kebenaran merupakan dasar penting dalam setiap hubungan, dan bila seseorang dianggap sebagai individu yang cenderung menipu atau berpura-pura, maka kepercayaan akan hilang begitu saja.

Kebohongan, betapapun kecilnya, dapat menciptakan perasaan ketidaktentraman dalam suatu hubungan.

Seseorang yang kerap berkelit menciptakan kesenjangan emosi sebab orang di sekitarnya enggan untuk selalu menaruh kepercayaan pada perkataannya.

Seiring waktu, hal ini akan membuatnya sulit bagi mereka untuk menjaga persahabatan yang hangat dan otentik.

Posting Komentar

0 Komentar