Airlangga dan Sri Mulyani Bertemu Usai Trump Kenakan Tarif 32% pada Impor dari RI

, JAKARTA - Pihak berwenang merespons pernyataan kebijakan perdagangan terbaru yang diumumkan oleh sang Presiden. Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia .

Menurut data dari Bisnis, pihak pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan responsnya pada hari Kamis tanggal 3 April 2025 pukul 10:45 WIB melalui platform daring.

Rinciannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menteri Perdagangan Budi Santoso direncakan akan menyampaikan pendapat mereka pada hari ini.

Thailand Mengambil Langkah Menyudut Untuk Merespons Ancaman Tarif Dari Donald Trump

Di samping itu, Menteri Luar Negeri Sugiono dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan turut serta memberikan responnya pada agenda tersebut.

Berikut ini informasi penting: Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump secara resmi telah menerapkan tarif sebanyak 10% pada seluruh barang impor yang diterima oleh AS serta tambahan cukai bagi beberapa negara trading partner utama mereka. Negara seperti Vietnam berada dalam posisi dengan tarif balas dendam atau disebut juga sebagai tarif "resiprokal" tertinggi yaitu mencapai angka 46%, sedangkan untuk Indonesia memiliki tarif sekitar 32%.

: Pengusaha di Indonesia Waspada Terhadap Kebijakan Perputaran Tarif oleh Donald Trump

Pengumuman mengenai keputusan tariff pengembalian tersebut disampaikan oleh Presiden Donald Trump di Taman Mawar, Gedung Putih pada hari Rabu petang (2/4/2025) sesuai dengan waktu lokal.

Pada acara tersebut, Trump menampilkan sebuah poster yang mencantumkan daftar tariff balasan yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap para mitra perdagangan. Tariff untuk Cina ditetapkan sebesar 34%, sedangkan bagi Uni Eropa adalah 20%. Pemberian tariff balasan ini merupakan respons terhadap cukai impor yang dipasang pada produk-produk dari AS.

: Pengusaha Sepatu Mencari Pasar Eksport Baru, Menghadapi Kebijakan Donald Trump

Kamboja merupakan negara dengan tarif tertinggi yaitu 49%. Di posisi kedua terdapat Vietnam dengan tarif 46%. Sedangkan Sri Lanka mendapatkan tarif balasan 44%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, dan Taiwan 32%. Di samping itu, Indonesia diberikan tarif balasan sebesar 32%.

Kebijakan itu mendapat perhatian karena dianggap akan memperburuk perang dagang yang sudah dimulaikan Trump ketika ia kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Sebenarnya, kebijakan penentuan tariff impor ini dapat menghasilkan rintangan baru di negeri dengan pasar konsument terbesar secara global, merubah arah dari proses liberalisasi perdagangan berlangsung sudah bertahun-tahun yang lalu dan membantu mendefinisikan sistem internasional, serta bisa jadi menyulut perseteruan dagang baru.

Bukan hanya Indonesia saja yang akan segera mengambil tindakan, beberapa negara lainnya yang merupakan mitra perdagangan Amerika Serikat diprediksikan juga akan melakukan "balas dendam" tersendiri. Hal ini bisa menimbulkan kenaikan harga pada seluruh jenis barang, mulai dari sepeda sampai anggur. Indeks saham berjangka di AS pun anjlok usai pernyataan Trump tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar